Sleman_(MTsN 3 Sleman)_ Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS Kemenag Sleman mengadakan pelatihan bertema Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Mata Pelajaran IPS yang berlangsung di MTsN 9 Sleman, Jalan Maguwoharjo, Depok Sleman pada Rabu 18 September 2024. Kegiatan ini diikuti oleh guru-guru IPS dari berbagai madrasah negeri dan swasta di Kabupaten Sleman dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang lebih inklusif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Tiga orang guru Mata Pelajaran IPS di MTsN 3 Sleman Nur Hidayati, S.Ag., Indah Mustikawati,S.Pd., dan R Brata Kusumasmara, S.Pd. hadir dalam pelatihan tersebut. Ketiganya hadir bersamaan dan mengikuti pelatihan dengan antusias hingga akhir.

Pelatihan ini menghadirkan narasumber utama, Dr. Anik Widiastuti, S.Pd., M.Pd., dosen Departemen Pendidikan IPS FISHIPOL Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yang memiliki pengalaman luas dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran berdiferensiasi. Dr. Anik memaparkan konsep dasar pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka, yang menekankan pada fleksibilitas dalam proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan masing-masing siswa sehingga pendidikan lebih berpihak pada anak.

Dalam sesi pelatihan, Dr. Anik memberikan berbagai strategi praktis kepada para guru agar dapat menerapkan pembelajaran yang lebih bervariasi dan adaptif. Menurut Anik, profesi pendidik akan selalu membutuhkan upgrade pada berbagai kompetensi baik kepribadian, pedagogik, sosial maupun professional. “Pelatihan Pembelajaran terdiferensiasi sesuai rambu-rambu kurikulum merdeka merupakan salah satu upaya peningkatan pedagogik bagi guru,” tandas Anik. Dalam kesempatan tersebut dosen kelahiran 1984 ini berbagi pengalaman terkait tantangan dan peluang dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di kelas masing-masing.
Ditemui lepas mengikuti pelatihan, salah satu guru IPS MTsN 3 Sleman Indah Mustikawati, S.Pd. mengungkapkan banyak hal menarik yang dapat dipetik dari materi yang disampaikan. “Setelah mengikuti pelatihan rasanya semakin terbuka konsep berdiferensiasi yang dimaksud bisa dalam aspek konten nya, prosesnya, produknya atau lingkungan belajarnya tergantung dari karakteristik siswa yang disimpulkan dari asesmen diagnostik,” ungkap Indah. (ind)