Perkaya Wawasan Keagamaan , Kegiatan Pesantren Ramadan Hari Pertama Diwarnai Materi Keagamaan
Sleman (MTsN 3 Sleman) -- Siswa kelas VII MTsN 3 Sleman baru-baru ini mengikuti kegiatan pesantren Ramadhan. Kegiatan yang bekerja sama dengan LPQ Bina Akhlak Ponpes Nailul Ula tersebut berlangsung selama dua hari, yakni Selasa dan Rabu 4 - 5 April 2023. Rangkaian kegiatan pesantren Ramadan hari pertama sukses digelar tanpa kendala. Kegiatan tersebut berlangsung dari pukul 07.00 pagi dan berakhir pada pukul 22.30 WIB.
Kegiatan yang mulai diselenggarakan kembali setelah sempat vakum saat pandemi ini, mengisi kegiatan hari pertamanya dengan penyampaian materi- materi keagamaan. Tujuannya sejalan dengan tema kegiatan yaitu membangun generasi yang Islami dan Indonesiawi. Untuk tujuan terebut maka kegiatan memperkaya dan memperdalam pemahaman peserta terhadap materi fundamental keagamaan menjadi kegiatan yang didahulukan.
Usai melaksanakan pretest dan pekenalan dengan ustadz maupun ustadzah, peserta mengikuti penyampaian materi pertama yaitu tentang Akidah. Ustadz Khoirul Anam yang menjadi narasumber materi akidah menyampaikan tiga hal penting terkait akidah meliputi Iman kepada Rosul, Sholawat nabi dan Kualitas manusia berdasarkan imannya. “Orang mukmin wajib menerima sepenuhnya apa yang diajarkan oleh Rosul. Mengimani serta meneladani sifat Rosul yaitu Shidiq, amanah, tabligh dan fathonah, ”tegas Khoirul Anam dalam materinya. Dalam memaparkan mengenai kualitas manusia berdasarkan imannya, Ustadz Khoirul Anam membedakan manusia menjadi mukmin, muslim, muttaki, fasiq, munafik, musyrik dan kafir. “Santriwan santriwati hendaklah menggapai jenis manusia tertinggi berdasarkan imannya,”ucap pemateri setelah menjelaskan jenis jenis manusia berdasarkan imannya tersebut.
Materi kedua mengenai syariat disampaikan oleh Ustadz Aslam Hafiz. Dalam materinya Ustadz Aslam menyampaikan tentang hadats kecil maupun besar, mandi junub, wudhu dan tayamum, serta jenis jenis benda najis dan cara menghilangkannya. “Penting untuk kita mengetahui syariat dasar ini untuk bekal menjalankan ibadah wajib. Semoga Allah menerima semua ibadah kita jika sudah sesuai syariat,” tandas Ustadz Aslam Hafiz seraya mengakhiri materinya.
Materi ketiga yang disampaikan oleh Ustadzah Syakila Bardiati adalah terkait tutorial Al Quran. Lulusan UIN Sunan Kalijaga yang juga pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Gontor tersebut menyampaikan mengenai lima pengertian AlQuran. Disampaikan pemateri bahwa pertama AlQuran merupakan Kalamullah atau perkataan Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril. Kedua, AlQuran merupakan Mu’Jiz atau mukjizatnya Nabi Muhammad. Ketiga, AlQuran adalah Al Munazalu ‘ala qolbi muhamadin SAW yang artinya hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Keempat, AlQuran adalah Al Manqulu Bitawaturi yang artinya kitab yang diriwayatkan secara mutawatir. Dan kelima, Al Mu’abadu bi tilawatihi yang artinya bahwa membaca AlQuran dicatat sebagai amal ibadah. Dalam kesempatan tersebut Ustadzah Syakila juga menyampaikan beberapa bukti AlQuran sebagai kitab yang terjaga dan benar. “Setelah santriwan- santriwati mengenal dan mengimani AlQuran, mari kita belajar cara membaca AlQuran sesuai tajwidnya. Semoga Allah mencatat menjadi amal ibadah kita jika kita mampu membaca sesuai tajwid dan mengamalkan isinya” ucap Ustadzah syakila sambil kemudian membimbing peserta untuk memahami tajwid dalam membaca AlQuran.
Materi Keempat adalah mengenai Islam Kontekstual yang disampaikan oleh Ustadz Khusni Syauqi. Dalam materi penutup kegiatan hari pertama tersebut disampaikan tentang posisi Islam dengan perkembangan teknologi masa kini. Dalam paparannya, Ustadz Khusni Syauki menggambarkan kondisi actual kehidupan masyarakat Indonesia yang tidak dapat terlepas dari perkembangan teknologi terutama komunikasi. Sampai dengan Januari 2023 disinyalir 77% dari poplasi penduduk telah dapat mengakses internet dan 60,4 % nya adalah pengguna aktif media sosial. Menurut Khusni Syauki, Hal tersebut haruslah ditanggapi dengan sikap bijaksana bagi seorang muslim. Beliau menyampaikan bahwa seorang muslim harus memfungsikan teknologi itu sesuai tuntunan AlQuran. Dimana dalam kitab suci orang muslim tersebut fungsi teknologi adalah sebagai Kemudahan untuk membantu melakukan aktifitas manusia yang bermanfaat (QS. Al-Anbiya’: 107), Alat untuk mengeksplorasi/menuntut ilmu (QS. Ar-Rahman: 33), Alat untuk kemajuan dakwah dan kemajuan Islam ( QS. Al-Anfal:60), sebagai sarana untuk lebih mengenal Allah (QS. Fussilat:53), dan Penggunaan teknologi tersebut jangan sampai berakibat pada rusaknya alam ( QS. Ar-Rum:41). Melanjutkan materinya, Ustadz Khusni Syauki juga menggambarkan mengenai dampak positif dan negativf yang dapat terjadi dalam penggunaan teknologi tersebut. “Hendaklah santriwan santriwati mampu membentengi diri dari dampak buruk yang ditimbulkan teknologi dan mampu meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT dengan teknologi” tutur pemateri pada akhir pemaparannya. (ind)