Berita

Kanwil Kemenag DIY Inisiasi Deklarasi Jurnalisme Damai Jelang Pemilu

Kanwil Kemenag DIY Inisiasi Deklarasi Jurnalisme Damai Jelang Pemilu

Yogyakarta – Semakin merebaknya berita bohong (hoax) dan/atau ujaran kebencian di kalangan masyarakat yang khususnya tersebar melalui media sosial saat ini sungguh sangat mengkhawatirkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masyarakat dibuat resah dan mudah termakan oleh berita yang belum tentu kebenarannya tersebut. Tentu saja hal ini harus disikapi secara bijak agar tidak merusak sendi-sendi kehidupan manusia Indonesia di masa mendatang. Oleh karena itu, harus ada pihak yang mengambil peran untuk mulai meredam dan mencegah penyebaran hoax dan/atau ujaran kebencian itu. Dalam rangka itu, Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Polda DIY menginisiasi Ngopi Bareng Wujudkan Jurnalisme Santun Menuju Pemilu 2019.  Acara ini dihadiri oleh berbagai awak media baik cetak maupun elektronik, seperti Kedaulatan Rakyat, Republika, Koran Sindo, Metro News.com, Koran Online, TVRI, Jogja TV, RRI, KPU DIY, Dewan Kehormatan Daerah serta Tim MORA Cyber Kemenag DIY.

Acara tersebut berlangsung di Restoran Merapi Kridosono, Selasa  malam, 13/11. Hadir sebagai narasumber dalam Deklarasi tersebut Kapolda DIY yang diwakili oleh Kasubdit Cyber Ditreskrimsus Polda DIY AKBP Edi Susanto, SH dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia DIY Drs. Sihono, M.Si dan dipandu oleh Kasubbag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag DIY Ahmad Fauzi, M.SI.

AKBP Edi Susanto mengutarakan perlunya “saring before sharing” dalam bentuk “manajemen jempol”. Sebagian masyarakat, tanpa mempertimbangkan kebenaran informasi yang diterima langsung membaginya ke pihak lain. Hal ini mengandung risiko apabila informasi tersebut berisi hoax dan/atau ujaran kebencian yang membawa penyebarnya ke ranah hukum berkaitan dengan UU ITE. Lebih lanjut, Kasubdit Cyber Ditreskrimsus Polda DIY ini menyebutkan jika di Yogyakarta ada sebuah komunitas yang bekerjasama dengan para wartawan untuk mengkofirmasi kebenaran sebuah berita yaitu cekfakta.com.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PWI DIY Drs. Sihono, M.Si memperingatkan kepada para wartawan yang hadir agar tetap berpegang teguh pada ideologi Pancasila sehingga tidak terseret pada arus liberalisme dan kapitalisme secara berlebih-lebihan. Wartawan harus bisa memberitakan informasi secara adil dan berimbang tanpa berpihak dan mengutamakan kepentingan masyarakat. “Jika persatuan terancam, maka teman-teman harus bersikap” imbuhnya.

Puncak acara Ngopi Bareng Wujudkan Jurnalisme Santun Menuju Pemilu 2019 ini adalah pembacaan Deklarasi Wartawan Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Drs. Sihono, M.Si yang diikuti oleh seluruh undangan.  Deklarasi tersebut berisi lima butir pernyataan meliputi profesionalisme dan kode etik jurnalistik, keikutsertaan menjaga ketertiban dalam pembuatan dan penyampaian berita, bersikap netral untuk tidak berpihak pada calon manapun dalam Pileg dan Pilpres, menolak segala bentuk politik uang dan kampanye hitam serta menolak radikalisme, terorisme, berita hoax, ujaran kebencian, intimidasi, provokasi, adu domba, intoleransi, isu SARA dan tindakan anarkis. (dhe)


Tanggapan

Artikel Lainnya