Berita

MTs Negeri 3 Sleman Utus Guru Hadiri Pertemuan Rutin Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Sleman

MTs Negeri 3 Sleman Utus Guru Hadiri Pertemuan Rutin Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Sleman

Sleman (MTs Negeri 3 Sleman) – MTs Negeri 3 Sleman mengutus salah satu gurunya yakni Dwi Rahayu Ningsih, S.Pd. untuk aktif hadir dalam pertemuan rutin Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sleman yang kembali diadakan di aula lantai 3 Kankemenag Sleman pada Rabu (13/11/2024). Pertemuan yang ini dihadiri oleh Ketua DWP, Sri Wulandari, S.E. bersama 60 anggota yang merupakan perwakilan dari Dharma Wanita satuan kerja KUA, madrasah, dan pengurus DWP Kabupaten Sleman.

Pertemuan yang mengusung tema “Mengenal Penyakit Thalasemia dan Pencegahannya” itu menghadirkan narasumber Dr. dr. Tri Ratnaningsih, M.Kes. Dalam sambutannya, Ketua DWP, Sri Wulandari, menyampaikan apresiasinya kepada narasumber yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu terkait thalasemia.
Dalam sambutannya Sri Wulandari juga menyampaikan terima kasih kepada tim dari KUA Ngemplak, Cangkringan dan Pakem yang telah mempersiapkan segala hal untuk kelancaran acara pada kesempatan tersebut. “Kesehatan adalah aset yang sangat berharga. Tanpa kesehatan, kita tidak akan mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental,” ujar Sri Wulandari.

Dalam sesi materi, Dr. Tri Ratnaningsih menjelaskan secara komprehensif mengenai thalasemia, sebuah kelainan darah yang dapat diturunkan secara genetik. Ia memaparkan perbedaan antara thalasemia, anemia, dan leukemia serta memberikan tips pencegahan dan penanganannya.

Kegiatan berlangsung dengan interaktif, di mana para peserta antusias bertanya seputar topik yang disampaikan. Pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para anggota DWP akan pentingnya menjaga kesehatan, serta menambah wawasan mengenai pencegahan penyakit thalasemia di lingkungan keluarga.

Menurut Dwi, acara tersebut sangat bagus, penyampaiannya sangat mudah dipahami, intetaktif, dan jadi lebih paham mengenai thalasemia. “Kita jadi lebih tau apa dan bagaimana thalasemia yang selama ini kita kurang ngeh, sekarang jadi paham bahwa hal itu sangat penting dan tau cara pencegahannya,” ujarnya.(win)


Tanggapan

Artikel Lainnya