Bantul (MTsN 3 Sleman) – Pada ajang lomba Manembayo Skill Competition yang diadakan oleh MAN 4 Bantul pada Sabtu (10/2/2024), MTsN 3 Sleman berhasil memboyong dua kejuaraan. Nova Amitha berhasil meraih Juara 3 cabang lomba storytelling dan Azahra Calista Putri berhasil meraih juara 3 cabang lomba kaligrafi. Lomba tingkat provinsi ini diikuti oleh siswa MTs/ SMP dari berbagai kabupaten di DIY.

Nova Amitha dengan penuh kepercayaan diri membawakan cerita Albert Einstein dihadapan para juri. Kriteria penilaian untuk storytelling adalah; time management (5%), performance (fluency, intonation, expression, improvisation) 40%, grammar 15%, pronounciation (25%, dan story (15%).  

Azahra Calista Putri berhasil menulis dan melukis surat Al-Insyirah ayat 5 dengan nilai seni yang indah. Kriterian penilaian untuk kaligrafi adalah; kebenaran dan keterbacaan tulisan 30%, kreatifitas dan kekayaan imajinasi 30%, komposisi warna 25%, dan kebersihan dan kerapian 15%.

Kepala MTsN 3 Sleman Suwardi, S.S, M.Pd mengapresiasi keberhasilan dua anak didiknya. “Dua siswi MTsN 3 Sleman mendapat juara 3 Cabang Story Telling atas nama Nova Amitha dan juara 3 cabang Kaligrafi atas nama Azahra Calista Putri pada lomba MS. Co MAN 4 Bantul. Alhamdulillah koleksi tropy dan raihan prestasi semakin bertambah berkat kerja keras tim dan para pembimbingnya. Semoga kedepannya semakin banyak lagi prestasi yang ditorehkan siswa/siswi MTsN 3 Sleman pada bidang dan skillnya masing-masing,” tandas Kamad.

Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan Rini Dwi Kusumowati, S.Pd menyampaikan rasa syukurnya atas kemenangan yang diperoleh MTsN 3 Sleman. “Alhamdulillah, terimakasih anak-anak, pembimbing dan pendamping yang sudah berjuang. Terimakasih juga untuk cinta dan dedikasinya pada MTsN 3 Sleman,” tutur Rini.

“Alhamdulillah, hari ini mendapat kejutan dari Nova yang telah meraih juara 3 storytelling. Ini adalah kali pertama Nova mengikuti ajang lomba storytelling dan langsung meraih juara, sebuah awal yang sangat bagus. Semoga Nova terus tekun mengasah kemampuan speakingnya,” ungkap guru pembimbing storytelling Deti Prasetyaningrum. (dee)