Sleman (MTsN 3 Sleman) -- Kamis, 11 Mei 2019 adalah Kamis Pahing. Kamis pahingan merupakan tradisi peringatan berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat bagi seluruh warga DIY. Salah satunya dengan menggunakan pakaian tradisional gagrag Yogyakarta. Hal ini selaras dengan surat edaran dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tentang pakaian tradisional Jawa, bahwa setiap Kamis Pahing para ASN di DIY diinstruksikan untuk mengenakan busana tradisional Jawa, termasuk para pelajarnya.
Kegiatan ini sejalan dengan Program Pendidikan Karakter yang sedang digalakkan di MTs N 3 Sleman. Salah satunya dengan proses penanaman karakter seperti penggunaan unggah-ungguh (sopan santun) dalam berpenampilan dan berbahasa yang sesuai dengan tuntunan budi pekerti yang luhur warisan nenek moyang. Hal ini dilakukan mengingat bahwa pendidikan berbasis kearifan lokal menjadi keharusan bagi generasi muda yang tumbuh di era modernisasi.
Wakil kepala Madrasah yang membidangi Humas, Dra. Rusmini Barokah memaparkan bahwa, Kamis pahingan merupakan Program humas tentang ketentuan seragam no 15 point no 1 yakni bahwa setiap Kamis Paing 2 lapan sekali semua guru dan pegawai beserta semua siswa menggunakan pakaian seragam adat jawa, yang mana Tujuannya adalah untuk melestarikan budaya jawa.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Madrasah; “Setiap Kamis Pahing, guru, pegawai dan siswa MTs N 3 Sleman memakai pakaian adat Jawa. Hal ini dimaksudkan selain untuk nguri-nguri (melestarikan) budaya Jawa juga untuk menunjukkan suasana yang berbeda dan nuansa tradisional” demikian ungkapnya.
Sejauh ini, pemakaian pakaian tradisional gagrag Yogyakarta di MTs N 3 Sleman masih dalam tahap pembiasaan, Siswi putri mengenakan kebaya dan kain jarit, sedangkan siswa putra mengenakan baju lurik, jarit, lengkap dengan blangkonnya. Pakaian khas Yogyakarta itu tidak menghalangi mereka untuk aktif bergerak dan berekspresi di dalam Proses Belajar Mengajar. (win)